PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
A.
Produk
Domestik Bruto Indonesia
Antara tahun 1965 sampai 1997 perekonomian Indonesia
tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya hampir tujuh persen. Pencapaian
ini memampukan perekonomian Indonesia bertumbuh dari peringkat ‘negara
berpendapatan rendah’ menjadi ‘negara berpendapatan menengah ke bawah’. Kendati
begitu, Krisis Finansial Asia yang meletus pada
akhir tahun 1990-an mengakibatkan dampak sangat negatif untuk perekonomian
Indonesia, menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,6% pada
tahun 1998 dan pertumbuhan yang terbatas pada 0,3% di 1999. Antara periode
2000-2004, pemulihan ekonomi terjadi dengan rata-rata pertumbuhan PDB pada 4,6%
setiap tahunnya. Setelah itu, pertumbuhan PDB berakselerasi (dengan
pengecualian pada tahun 2009 waktu, akibat guncangan dan ketidakjelasan
finansial global, pertumbuhan PDB Indonesia jatuh menjadi 4,6%, sebuah angka
yang masih mengagumkan) dan memuncak pada 6,5% di 2011. Kendati begitu, setelah
2011 ekspansi perekonomian Indonesia mulai sangat melambat.
Bagian ini mendiskusikan performa perekonomian Indonesia,
negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tengagra, sejak akhir 2000-an dan
menyorot dengan lebih spesifik pada perlambatan perekonomian yang terjadi sejak
2011
Statistik Pertumbuhan
Domestik Bruto (PDB):
|
Rata-rata
Pertumbuhan PDB (%) |
1998 – 1999
|
-
6.65
|
2000 – 2004
|
4.60
|
2005 – 2009
|
5.62
|
2010 – 2014
|
5.80
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
|
PDB
(dalam milyar USD) |
364.6
|
332.2
|
510.2
|
539.6
|
755.1
|
893.0
|
917.9
|
910.5
|
888.5
|
PDB
(perubahan % tahunan) |
5.5
|
6.3
|
6.0
|
4.6
|
6.2
|
6.2
|
6.0
|
5.6
|
5.0
|
PDB per Kapita
(dalam USD) |
1,590
|
1,861
|
2,168
|
2,263
|
3,125
|
3,648
|
3,701
|
3,624
|
3,492
|
Tampak dalam tabel di atas
bahwa penurunan perekonomian global yang disebabkan oleh krisis finansial global
di akhir 2000-an memiliki dampak yang relatif kecil pada perekonomian Indonesia
dibandingkan dengan dampak yang dialami negara-negara lain. Pada tahun 2009,
pertumbuhan PDB Indonesia turun menjadi 4,6%, yang berarti bahwa performa
pertumbuhan PDB negara ini merupakan salah satu yang terbaik di seluruh dunia
(dan memiliki peringkat tertinggi ketiga di antara negara-negara dengan
perekonomian besar yang tergabung di dalam grup G-20).
Meskipun terjadi penurunan tajam harga-harga komoditi,
turunnya pasar saham, yield obligasi domestik dan internasional yang lebih
tinggi, dan melemahnya nilai tukar rupiah, perekonomian Indonesia masih dapat
tumbuh dengan layak. Kesuksesan ini terutama disebabkan oleh pengaruh ekspor
Indonesia yang relatif terbatas terhadap perekonomian nasional, terjaganya
kepercayaan pasar yang tinggi, dan berlanjutnya konsumsi domestik yang subur.
Konsumsi domestik di Indonesia (terutama konsumsi pribadi) berkontribusi untuk
sekitar 55% dari total pertumbuhan ekonomi negara ini.
Pada tahun 2010, Bank Dunia melaporkan bahwa karena
suburnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, setiap tahunnya sekitar 7 juta penduduk
Indonesia masuk dalam kelas menengah negara ini. Di 2012, jumlah penduduk kelas
menengah Indonesia mencapai sekitar 75 juta orang (dari total jumlah
penduduk Indonesia sebesar 240 juta orang) dan perusahaan penelitian
seperti Boston Consulting Group (BCG) dan McKinsey menyatakan bahwa kelompok
kelas menengah ini akan bertambah kira-kira dua kali lipat pada tahun
2020-2030. Meskipun pertumbuhan penduduk kelas menengah telah berkurang karena
perlambatan perekonomian negara ini yang terjadi setelah 2011, Indonesia
memiliki kekuatan konsumen yang mendorong perekonomian dan telah secara
signifikan memicu pertumbuhan investasi domestik dan asing sejak 2010.
B.
Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
1.
Pertumbuhan
Ekonomi
Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan
secara ekspilist bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting
dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2.
Konsep
Dan Cara Perhitungan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Selain dari sisi permintaan (konsumsi),
dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan
kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan
penambhan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian
dari penambahan pendapatan tersebut (cateris paribus), yang selanjutnya akan
mencipatakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.
3.
Sumber-sumber
Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan
peningkatan agregat atau pertumbuhan penawaran agregat.
C.
Pertumbuhan Ekonomi
selama orde baru hingga saat ini
Pada
masa Orde Baru (1966-1997), masa pemerintahan orde baru dicanangkan pembangunan
dibidang perekonomian. Pengertian perencanaan bermakna sangat kompleks apa lagi
disertai dengan istilah pembangunan. Sampai sekarang belum ada defenisi
perencanaan yang memuaskan semua semua pihak, karena masing-masing ahli tentang
perencanaan mendefenisikan menurut pengertiannya masing-masing, yang di
antaranya: Berhubungan dengan hari depan, Menyusun seperangkat kegiatan secara
sistematis, Dirancang untuk mencapai tujuan tertentu.
Sejak Masa Reformasi
(1998-sekarang), perekonomian indonesia ditandai dengan krisis monoter yang
berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum menunjukkan
tanda-tanda kearah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk
tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi sudah duperhitungkan namun
laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir
seluruh sector mengalami pertumbuhan negatif, hal ini berbeda dengan kondisi
ekonomi tahun 1999. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia,
secara umum adalah : faktor produksi, faktor investasi, faktor perdagangan luar
negeri dan neraca pembayaran, faktor kebijakan moneter dan inflasi, faktor
keuangan negara.
D.
Faktor-Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Pertumbuhan ekonomi suatu negara didorong oleh berbagai faktor baik faktor
eksternal maupun faktor internal. Faktor Internalnya adalah sebagai berikut :
1. Pemulihan
kondisi ekonomi dari keterpurukan
2. Kestabilan politik
3. Keamanan suatu Negara
4. Penyelesaian
konflik sosial
5. Kepastian hukum
Faktor eksternalnya adalah kondisi perdagangan dan perekonomian nasional serta
internasional sangat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila
kondisi perdagangan dan perekonomian sedang melemah makan akan memakan waktu
banyak dalam proses pemulihan kondisi pertumbuhan ekonomi dan mengahambat
pertumbuhan ekonomi.
E.
Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan
struktur ekonomi merupakan suatu rangkaian perubahan yang saling berkaitan satu
sama lain dengan komposisi permintaan agregrat , ekspor dan impor , serta
penawaran agregrat. Ada dua teori perubahan struktur ekonomi yaitu :
·
Teori Migrasi ( Arthur Lewis )
Pada teori ini membahas
proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Perekonomian
pedesaan yang bersifat tradisional didominasi oleh sektor pertanian dan
perkebunan. Sedangkan perekonomian perkotaan yang bersifat modern didominasi
oleh industri.
·
Teori Transformasi Struktural
Proses transformasi
struktural akan mencapai taraf yang paling cepat bila pergeseran pola
permintaan domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh perubahan
yang serupa dalam komposisi ekspor.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar